1PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli Author: Irwan Budiman. 23 downloads 507 Views 1MB Size. Report. DOWNLOAD PDF. Recommend Documents. Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika .
. penerapan akor tonika tuts piano adalah =penerapan akor tonika ters piano yaknipenerapan akor tonika tuts piano ialahpenerapan akor tonika ters piano yaitupenerapan akor tonika tuts piano adalah kalo gak salah si D. 1,3,5 penerapan akor tonika ters piano yakni Not 1, 3, 5Atau 3, 5, 1Atau 5, 1, 3 penerapan akor tonika tuts piano ialah Not 1, 3, 5Atau 3, 5, 1Atau 5, 1, 3 penerapan akor tonika ters piano yaitu balasan mmebantu 🙂 penerapan akor tonika tuts piano adalah Not 1, 3, 5Atau 3, 5, 1Atau 5, 1, 3
Supaya menghasilkan suara yang harmonis, akor dimainkan dengan memperhatikan hal-hal berikutPastikan nada-nada tersebut selaras atau sesuai dengan yang dimaksud oleh pencipta maupun pengaransemen lagu. Apabila ada nada yang salah, akor akan terdengar setiap nada yang menyusun akor tersebut terdengar secara adalah sebuah gabungan dari tiga nada atau lebih yang dibunyikan secara bersama-sama sehingga menghasilkan sebuah harmoni. Dalam sebuah kelompok musik, akor biasanya dimainkan oleh instrumen harmonis. Fungsi akor pada lagu biasanya adalah untuk mendukung alur melodi serta membawa suasana lagu, Beberapa contoh akor yang sering ditemui adalah akor C mayor, F mayor, G mayor, A minor, dan D lebih lanjut tentang materi akor pada link
PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1 - 7 PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SEN1 UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 BAB I A. Latar Belakang Masalah Musik addah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami. Musik adalah bentuk seni yang paling populer I I di dunia. Kebanyakan orang merasa musik itu cukup didengar saja dengan kuping, dan tidak perlu dipahami secara intelektual. Atau, kalau pun mau dipahami, maka konteksnya dikaitkan dengan isi lirik vokalnya, bukannya pemaharnan atas ekspresi intelektualitas di baliknya. Berkaitan dengan ha1 tersebut Machlis dalam Kustap 20084 menjelaskan bahwa musik hams /I I 11 dipahami sebagai bahasa emosiemosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Musik juga . . bisa dikatakan bunyi yang dikeluarkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh individu yang berbedabeda berdasarkan sejarah, budaya, lokasi dan selera seseorang. Membuat musik bukanlah sesuatu yang mudah, karena musik juga mempunyai teori-teori yang mengaturnya sehingga musik tersebut terdengar indah. Musik yang baik adalah rnemiliki unsur-unsur melodi, ritme, dan harmoni. Kamus Musik, Dr. Pono Banoe, ; ha1288 Berbicara tentang unsur-unsur musik seperti harmoni yang mencakup akor, triad, cadence, progresif akor merupakan ha1 yang sangat penting dalam membuat musik. Harmoni adalah keselarasan. Dalarn teori musik, ilmu harrnoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik. Ada beberapa ha1 dasar yang perlu diketahui dalarn ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system sistem tonal trisuara atau triad. Untuk merasakan 1 keharmonisan sebuah musik sama halnya ketika kita melihat seorang pasangan kekasih, harmonis atau tidaknya baru dapat dinilai ketika seseorang berjalan dengan orang lain lawan jenisnya. Begitu juga dalam musik, sebuah musik belum bisa dikatakan harmonis jika melodinya atau nadanya berdiri sendiri, keharmonisan dalam musik dapat dilihat atau dirasakan pada akor-akor yang digunakan dan juga perjalananl progresif akornya. Akor merupakan perpaduan 3 atau lebih nada yang dibunyikan secara serentak atau bersamaan. Secara ;mum akor ini terdiri dari 2 macam yaitu akor mayor dan minor. Sebenarnya masih banyak lagi jenis akor seperti augmented, diminished, akor dominan tujuh dan sebagainya, tapi pada pengenalan dasar tentang akor biasanya dimulai dari pengenalan akor mayor dan minor terlebih dahulu. Perbedaan antara kedua akor tersebut terletak pada interval atau jaraknya. Akor mayor itu intewalnya 2 - 1 '12 dan minor intewalnya 1 '12 - 2. Sebelum memahami ha1 tersebut tentunya kita hams mengetahui dan memahami interval tangga nada baik mayor maupun minor. Untuk pembelajaran awal kita harus mengetahui interval tangga nada mayor yaitu 1 - I * 'I2- 1 - 1 - 1 - '12. Jadi dari itu dapat kita lihat bahwa akor mayor yang terdapat dalam atau akor-akor pokok dalam sebuah tangga mayor C=Do C - D - E - F - G - A - B - C akor mayornya yaitu C-E- G ; FdAaC ; GhBaD yang bisa juga dikatakan akor pokok. Adapun fungsi kita mengetahui dan belajar akor yaitu supaya kita lebih benar-benar mengetahui bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor progresi akor atau chord progression, sifat-sifat akor, karakter akor dan . T wama bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar. Selain mengetahui teori tentang akor kita juga harus tahu bagaimana cara memainkannya. Pada dasarnya hanya ada 2 cara memainkan akor yaitu Block Chord semua not dimainkan dan Broken Chord anggota akor yang dimainkan secara terpisah satu per satu. Tapi pada makalah ini penulis membahas tentang cara memainkan akor yang disebut dengan Block Chord. Pada setiap tangga nada mempunyai akor mayor atau akor pokok yang biasanya disebut dengan akor I, IV, V. Untuk lebih memahami tentang akor, tentu kita harus mempraktekkannya pada alat musik. Alat musik yang cukup mudah dimainkan dan ditemukan yaitu pianika. Bentuk \ pianika ini sama dengan piano tapi range atau jangkauan nadanya berbeda. Pianika merupakan alat musik yang dikembangkan dari piano, namun bedanya pianika dimainkan dengan cara ditiup. Oleh karena itu penjariannya sama dengan memainkan piano. Perbedaan lainnya yaitu dalarn memainkan pianika hanya tangan kanan saja yang digunakan. Dengan cara mempraktekkannya pada pianika maka kita akan semakin paham tentang akor. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk membahas cara menerapkan atau memainkan akor mayor I - 7 pada pianika, karena ha1 tersebut merupakan salah satu bentuk latihan dasar pengenalan akor sebelum menuju jenis-jenis akor lainnya. Selain itu dengan cara tersebut kita juga bisa merasakan keharmonisan dalam musik dengan mendengarkan dan memainkan langung perpaduan nada-nada yang membentuk akor-akor mayor nantinya. Dalam makalah ini hanya membahas triad akor atau akor 3 nada sebagai langkah awal mengenal akor. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menerapkan akor-akor pokak I pada piavlikst dengan t e h i k perijariari yang benar ? - 7 dalam tangga nada mayor 2. Apakah kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1-7? C. Tujuan Penulisan \ 1. Untuk mengetahui teknik penjarian yang benar pada pianika dalam menerapkan &or-akor pokok I 2. - 7 dalatvl tangga nada mayor. Untuk mendeskripsikan kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis yqng nantinya akan menjadi seorang gum seni di suatu sekolah, diharapkan tulisan ini merupakan salah satu bentuk untuk lebih memahami ilmu atau teori musik serta menerapkannya dengan benar pada alat musik yang umum disekolah yaitu pianika. 2. Bagi pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik untuk dapat sebagai masukan untuk penulisan makalah-makalah yang berhubungan dengan penerapan akor lainnya pada pianika. 3. Sebagai sarana informasi tertulis bagi guru seni maupun siswa untuk mengetahui teknik penjarian yang benar pada pianika khususnya dalam menerapkan akor-akor pokok I - 7 dalam tangga nada mayor. E. Teori 1. Peagertian a k ~ r Akor sudah dikenal sejak lama, bailyak para ahli yang mencoba mendefenisikan pengertian akor ini. Seperti Andrew Surmani 2004 menyatakan; "ketika tiga atau lebih notasi yang terdengar bersama-sarna, kombinasi disebut chord' dan George T . Jones . . \. 1994 menjelaskan; "dua nada terdengar bersama-sama biasanya disebut interval, sementara tiga atau lebih nada yang disebut chord "sementara, menurut Monath 1984;" akor adalah kombinasi dari tiga atau lebih secara bersamaan terdengar nada yang jarak interval disebut antara nada berdasarkan rumus tertentu. " Dari berbagai pendapat ahli tersebut pada intinya mengatakan bahwa akor itu kumpulan atau kombinasi dari 3 nada atau lebih dengan rumus tertentu yang dibunyikan secara serentak. Dalam suatu susunan tangga nada mayor ataupun minor itu masingmasing mempunyai akor pokok / mayor I, IV, V, akor minor ii, iii, vi dan diminished vii. Hal itu dilihat dalam ha1 triad akor atau akor 3 nada. Triad akor ini dibagi atas 4 macam yaitu ** akor mayor yang mempunyai interval 2 - I 'lzdan biasanya diberi tanda "m" besar M - ** akor minor dengan interval nada 1 '12 2 dan biasanya diberi tanda "m" kecil m * akor augmented dengan interval nada 2 - 2 dan biasanya diberi tanda "+" plus. *3 akor diminished dengan interval nada 1'12 - 1'12 dan biasanya diberi tanda "-" minus. Jadi triad atau akor itu merupakan penvujudan dari suatu susunan nada-nada secara vertikal dalam garis paranada, dimana masing-masing nada dengan ukuran jarak 5 yang ditentukan. Akor atau triad yang tersususn seperti itu disebut akor atau triad dengan bentuk susunan asli. Yaitu dengan nada alasnya dibawah. Akor atau triad itu terjadi menurut sifat dari susunan skala tangga nada yang menjadikannya, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Suatu triad itu merupakan suatu bentuk yang spesifik dari aakor. Triad adalah rangkaian tiga nada yang dibangun berdasarkan penggunaan interval terts 3. ~ r & dini juga merupakan bentuk dasar dari struktur akor yang mendukung system harmoni tradisional barat. Nada yang paling rendah disebut root dasar, nada yang ditengah disebut terts dan nada yang tertinggi disebut kwint. Kualitas suatu triad itu ditentukan atau tergantung pada interval yang membentuknya. Dari situlah nantinya akan diketahui - suatu triad akor tersebut mayor, minor, diminished atau augmented. 2. Tangga Nada Dalam bahasa Italia, scale tangga nada berarti anak tangga. Di dalam suatu tangga nada dapat dilihat suatu urutan nada yang secara berurutan naik ascending dan turun descending. Ada banyak jenis tangga nada yang dibentuk dari sejumlah nada yang berbeda dan dengan pola-pola jarak yang berbeda pula. Dalam pengetahuan awal mengenai tangga nada, ha1 yang pertama kali diperkenalkan yaitu tentang h a y step . tangga nada mayor setengah langkah dan whole step langkah penuh contohnya pada . . . yang mempunyai interval nada 1 - 1 - 'I2- 1 - I - 1 - 112. Jenis-jenis tangga nada yang biasanya dikenal yaitu tangga nada mayor dan minor. Perbedaan tangga nada tersebut terletak pada intervalnya. Dalam tangga nada minor intervalnya 1 - I l2- 1 - I - '12 - I - 1 dan tangga minor dibagi lagi menjadi tangga minor harmonis, melodis dan zygana. Perbedaanya tetap terletak pada intervalnya saja. 6 BAB I1 PEMBAHASAN A. Penerapan akor-akor pokok 1 - 7 dalam tangga nada mayor pada pianika dengan teknik penjarian yang benar. \ Teknik penjarian pada pianika sama dengan piano, karena seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pianika adalah bentuk pengembangan dari piano. Perbedaan lainnya selain range nada dan cara menggunakannya yaitu pada piano tangan kanan dan kiri digunakan sedangkan pada pianika hanya tangan kanan saja. Namun nornor penjarian tangan kanan tetap sama baik pada piano dan pianika. Berikut nornor penjarian tangan kanan pada pianika I I I Setelah mengetahui tentang penjarian pada pianika, berikutnya kita memahami tentang tangga nada mayor I - 7. Yang perlu diketahui bahwa jarak nada dasar tangga nada mayor asli ke tangga nada mayor 1 adalah 5 nada dan intervalnya 3'12, jadi nada dasar tangga nada mayor I adalah G. Begitu juga dengan tangga nada mayor 2 dan seterusnya, jarak atau interval nada d a m pada tangga nada mayor 3 sampai 7 yaitu 5 nada atau berjarak 3 ' 1 ~dari nada dasar sebelumnya. Setelah mengetahui tentang ha1 itu, baru kita bisa mencari akor-akor pokok yang ada pada tangga nada mayor tersebut. Untuk lebih memahami penjelasan tentang penjarian dan akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 tersebut, sebaiknya kita lihat posisinya pada pianika serta penjarian yang benar melalui gambar di bawah ini J Tangga nada mayor 1 ;G = Do G A B C D E F G \ Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu + Posisi akor I atau akor G, dengan anggota akor G B D + Posisi akor IV atau akor C, dengan anggota akor C E G A + Posisi akor V atau akor D, dengan anggota akor D F' A Tangga nada mayor 2 ;D = Do D E F G A B C' D Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu d J -+ Posisi akor I atau akor D, dengan anggota akor D F* A Posisi akor IV atau akor G, dengan anggota akor G B D Posisi akor V atau akor A, dengan anggota akor A C E Tangga nada mayor 3 ; A = Do A B c' D E F G A Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu - - J Posisi akor I atau akor A, dengan anggota akor A C* E Posisi akor IV atau akor D, dengan anggota akor D F* A Posisi akor V atau akor E, dengan anggota akor E G* B Tangga nada mayor 4 ;E = Do E F* G" A B C* D* E Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu - Posisi akor I atau akor E, dengan anggota akor E G 'B I -+ Posisi akor IV atau akor A, dengan anggota akor A C' E J Posisi akor V atau akor B, dengan anggota akor B D' 'F Tangga nada mayor 5 ;B = D o B cU D' E F G' A' B Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu J Posisi akor I atau akor B, dengan anggota akor B D' F' Posisi akor IV atau akor E, dengan anggota akor E G' B Posisi akor V atau akor F', dengan anggota akor F A C Tangga nada mayor 6 ;F= D o FW G A B CY D" E F* Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu J Posisi akor I atau akor F', dengan anggota akor F' A C Posisi akor IV atau akor B, dengan anggota akor B D F* Posisi akor V atau akor c*, dengan anggota akor C' E* G* Tangga nada mayor 7 ;C* = Do C D' E* 6/ A' B' C* Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu I B. Kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7. Setelah mengetahui dan memahami tentang pengertian akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 serta posisinya pada pianika, tentunya akan ada banyak pertanyaan tentang alasan mengapa hams alat musik pianika. Sebelum mengetahui ha1 tersebut kita hdms . mengetahui bahwa untuk menerapkan akor ini alat musik yang digunakan yaitu hanya alat-alat musik melodis saja, maksudnya hanya alat-alat musik yang memiliki nada saja seperti piano, gitar dan alat musik melodis lainnya. Adapun beberapa alasan dipilihnya alat musik yang dipilih, bukan alat musik melodis laimya, yaitu +$ Alat musik pianika mudah dimainkan khususnya bagi siswa atau orang-orang yang pertama kali baru mengenal dan menerapkan akor, karena cara memainkannya dengan ditiup dart hanya tangan kanan saja yang menekan tuts yang ada pada 1 pianika. Jadi tidak perlu ada keahlian khusus, yang penting dapat memicu keinginan siswa untuk mengenal dan menerapkan akor. Alat musik pianika ini mudah di dapat karena harganya yang cukup terjangkau. .$ Hampir di setiap sekolah baik itu tingkat dasar hingga menengah mempunyai alat musik pianika ini. +D Alat musik pianika merupakan pengembangan dari piano, jadi bentuknya pun sama meskipun range nada dan cara memainkannya berbeda. Oleh karena itu letak nadanada dan nada lainnya pun jelas terlihat, berbeda seperti pada gitar yang cukup sulit dipahami apalagi bagi seorang pemula yang baru mengenal dan mencoba menerapkan akor. $. Meskipun terbilang sedikit rumit dengan teknik penjarian yang ditetapkan, namun sebenarnya teknik penjarian tersebut yang nantinya akan mempermudah jika kita berpindah-pindah akor. Teknik penjarian terbilang mudah di hapal dan di pahami karena hanya tangan kanan saja yang bergerak. +b Alat musik pianika ini mudah dibawa kemanapun, karena ukurannya yang tidak terlalu besar. \ Dari berbagai alasan yang di paparkan tersebut sudah cukup jelas bahwa alat musik pianika lebih baik digunakan dalam langkah awal bagi seseorang yang baru mengenal akor dan mencoba menerapkannya pada alat musik melodis. Khususnya bagi guru yang baru mengajarkan atau memperkenalkan akor kepada siswanya disekolah, disarankan untuk digunakan karena alasan-alasan yang telah disebutkan sebelumnya. BAB I11 PENUTUP A. Kesimpulan I. Jarak nada dasar pada tangga nada mayor I - 7 adalah 3'/2 atau 5 nada dari nada dasm sebelumnya. Teknik pcnjarian pada pianika yaitu hanya menggunakan tangan \ kanan saja, jempol = 1 ;telunjuk = 2 ;jari tengah = 3 ;jari manis = 4 ;kelingking = 5. Jika diterapkan pada akor pokok, pada nada root menggunakan jari 1 ; nada terts menggunakan cari 3 dan nada h i n t menggunakan jari 5 . 2. Kelebihan pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor I - 7 yaitu alat musik ini cukup mudah dimainkan, mudah didapatkan & harganya cukup terjangkau, letak nadanya jelas tuts putih dan tuts hitam yang lebih membantu kita untuk melihat nada-nada - nya, dan alat musik pianika ini mudah dibawa kemanapun. . _ 1 - [" . . - ' . . .. , . .. r v. .I,, ; __ - -./-. B. Saran 1. Sebaiknya sebelum menerapkan akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 pada pianika pada pianika, harus dijelaskan terlebih dahulu tentang teorinya yang jelas sehingga dapat mempermudah dalam penerapannya. Penjarian pada pianika tersebut sebaiknya diterapkan dari awal, karena penjarian tersebut yang nantinya akan mempermudah dalam penerapannya. 2. Dalam rangka penerapan awal mengenal akor-akor pokok khususnya dalam tanggga nada mayor I - 7, alat musik melodis yang digunakan yaitu pianika. .- DAFTAR PUSTAKA Banoe. Pono. Kamus Musik. Yogyakarta Penerbit Kanisius. 2003 Manoff. Tom. - . The Music Kit. New York - London. & Company C Rahman. Yusaf. Harmoni. -. 1985 Strube, Gustav. The Theory and Use of Chords a Text-Book of Harmony. USA. Thedore Presser CO. Distibutors. 1928 nada httv//kandaneia~ Imuharmoni
Awasome Penerapan Akor Tonika Tuts Piano Adalah Ideas. Web tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama primary chords. Web homepage / tanya jawab / penerapan akor tonika tuts piano Nada E Not Angka SEPUTAR MUSIK from akor ini merupakan salah satu hal yang sangat. Web homepage / tanya jawab / penerapan akor tonika tuts piano adalah. Jadi sebagai akor pokok adalah tonika,.Penerapan Akor Tonika Pada Tuts Piano sebelumnya yang bertanggung jawab atas terciptanya perdamaian dunia adalah. Di bawah ini merupakan akor subdominant adalah 28. Akor atau triad itu terjadi menurut sifat Untuk Tingkatan Akor Pada Suatu Nada Tentu Memiliki 7 Tingkatan Yakni DiantaranyaNotasi do pada akor cm berfungsi. Web homepage / tanya jawab / penerapan akor tonika tuts piano adalah. Web tombol berwarna hitam membantu pianis menguraikan antara nada alami dan nada Sebagai Akor Pokok Adalah Tonika,.Web akor atau triad yang tersususn seperti itu disebut akor atau triad dengan bentuk susunan asli. Web penerapan akor tonika tuts piano adalah. Penyajian kelompok musik secara bersama sama Jika Kita Menekan Nada C Dan Tuts Hitam Yang Berada Di Sebelah Nada C Nada C,.Mengutip dari buku rahasia jago keyboard secara otodidak tanpa guru 2015 karya zainal fahri, fungsi utama akor ialah sebagai pengiring lagu,. Tak hanya itu, tombol hitam berfungsi sebagai pemisah antara tuts. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa 25 siswa gemar matematika 21 siswa gemar ipa dan Di Dalam Permainan Musik Sederhana, Dikenal Tiga Akor Pokok, akor ini merupakan salah satu hal yang sangat. Yaitu dengan nada alasnya dibawah. Definisi sederhana dari sebuah akor adalah gabungan dari beberapa nada.
Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami. Musik adalah bentuk seni yang paling populer di dunia. Kebanyakan orang merasa musik itu cukup didengar saja dengan kuping, dan tidak perlu dipahami secara intelektual. Atau, kalau pun mau dipahami, maka konteksnya dikaitkan dengan isi lirik vokalnya, bukannya pemahaman atas ekspresi intelektualitas di baliknya. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis dalam Kustap 20084 menjelaskan bahwa musik harus dipahami sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Musik juga bisa dikatakan bunyi yang dikeluarkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh individu yang berbedabeda berdasarkan sejarah, budaya, lokasi dan selera seseorang. Membuat musik bukanlah sesuatu yang mudah, karena musik juga mempunyai teori-teori yang mengaturnya sehingga musik tersebut terdengar indah. Musik yang baik adalah memiliki unsur-unsur melodi, ritme, dan harmoni. Kamus Musik, Dr. Pono Banoe, ; hal288 Berbicara tentang unsur-unsur musik seperti harmoni yang mencakup akor, triad, cadence, progresif akor merupakan hal yang sangat penting dalam membuat musik. Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik. Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system sistem tonal trisuara atau triad. Untuk merasakan keharmonisan sebuah musik sama halnya ketika kita melihat seorang pasangan kekasih, 2 harmonis atau tidaknya baru dapat dinilai ketika seseorang berjalan dengan orang lain lawan jenisnya. Begitu juga dalam musik, sebuah musik belum bisa dikatakan harmonis jika melodinya atau nadanya berdiri sendiri, keharmonisan dalam musik dapat dilihat atau dirasakan pada akor-akor yang digunakan dan juga perjalanan/ progresif akornya. Akor merupakan perpaduan 3 atau lebih nada yang dibunyikan secara serentak atau bersamaan. Secara umum akor ini terdiri dari 2 macam yaitu akor mayor dan minor. Sebenarnya masih banyak lagi jenis akor seperti augmented, diminished, akor dominan tujuh dan sebagainya, tapi pada pengenalan dasar tentang akor biasanya dimulai dari pengenalan akor mayor dan minor terlebih dahulu. Perbedaan antara kedua akor tersebut terletak pada interval atau jaraknya. Akor mayor itu intervalnya 2 - 1 1/2 dan minor intervalnya 1 1/2 - 2. Sebelum memahami hal tersebut tentunya kita harus mengetahui dan memahami interval tangga nada baik mayor maupun minor. Untuk pembelajaran awal kita harus mengetahui interval tangga nada mayor yaitu 1 – 1 - 1/2 – 1 – 1 – 1 - 1/2. Jadi dari itu dapat kita lihat bahwa akor mayor yang terdapat dalam atau akor-akor pokok dalam sebuah tangga mayor C=Do C – D – E – F – G – A – B – C akor mayornya yaitu C-EG ; F-A-C ; G-B-D yang bisa juga dikatakan akor pokok. Adapun fungsi kita mengetahui dan belajar akor yaitu supaya kita lebih benar-benar mengetahui bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor progresi akor atau chord progression, sifat-sifat akor, karakter akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar. Selain mengetahui teori tentang akor kita juga harus tahu bagaimana cara memainkannya. Pada dasarnya hanya ada 2 cara memainkan akor yaitu Block Chord semua not dimainkan dan Broken Chord anggota akor yang dimainkan secara terpisah satu per satu. Tapi pada makalah ini penulis membahas tentang cara memainkan akor yang disebut dengan Block Chord. 3 Pada setiap tangga nada mempunyai akor mayor atau akor pokok yang biasanya disebut dengan akor I, IV, V. Untuk lebih memahami tentang akor, tentu kita harus mempraktekkannya pada alat musik. Alat musik yang cukup mudah dimainkan dan ditemukan yaitu pianika. Bentuk pianika ini sama dengan piano tapi range atau jangkauan nadanya berbeda. Pianika merupakan alat musik yang dikembangkan dari piano, namun bedanya pianika dimainkan dengan cara ditiup. Oleh karena itu penjariannya sama dengan memainkan piano. Perbedaan lainnya yaitu dalam memainkan pianika hanya tangan kanan saja yang digunakan. Dengan cara mempraktekkannya pada pianika maka kita akan semakin paham tentang akor. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk membahas cara menerapkan atau memainkan akor mayor 1 - 7 pada pianika, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk latihan dasar pengenalan akor sebelum menuju jenis-jenis akor lainnya. Selain itu dengan cara tersebut kita juga bisa merasakan keharmonisan dalam musik dengan mendengarkan dan memainkan langung perpaduan nada-nada yang membentuk akor-akor mayor nantinya. Dalam makalah ini hanya membahas triad akor atau akor 3 nada sebagai langkah awal mengenal akor. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menerapkan akor–akor pokok 1 - 7 dalam tangga nada mayor pada pianika dengan teknik penjarian yang benar ? 2. Apakah kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 ? 4 C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui teknik penjarian yang benar pada pianika dalam menerapkan akor-akor pokok 1 - 7 dalam tangga nada mayor. 2. Untuk mendeskripsikan kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis yang nantinya akan menjadi seorang guru seni di suatu sekolah, diharapkan tulisan ini merupakan salah satu bentuk untuk lebih memahami ilmu atau teori musik serta menerapkannya dengan benar pada alat musik yang umum di sekolah yaitu pianika. 2. Bagi pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik untuk dapat sebagai masukan untuk penulisan makalah-makalah yang berhubungan dengan penerapan akor lainnya pada pianika. 3. Sebagai sarana informasi tertulis bagi guru seni maupun siswa untuk mengetahui teknik penjarian yang benar pada pianika khususnya dalam menerapkan akor-akor pokok 1 - 7 dalam tangga nada mayor. E. Teori 1. Pengertian Akor Akor sudah dikenal sejak lama, banyak para ahli yang mencoba mendefenisikan pengertian akor ini. Seperti Andrew Surmani 2004 menyatakan; "ketika tiga atau lebih 5 notasi yang terdengar bersama-sama, kombinasi disebut chord" dan George T. Jones 1994 menjelaskan; "dua nada terdengar bersama-sama biasanya disebut interval, sementara tiga atau lebih nada yang disebut chord "sementara, menurut Monath 1984;" akor adalah kombinasi dari tiga atau lebih secara bersamaan terdengar nada yang jarak interval disebut antara nada berdasarkan rumus tertentu. " Dari berbagai pendapat ahli tersebut pada intinya mengatakan bahwa akor itu kumpulan atau kombinasi dari 3 nada atau lebih dengan rumus tertentu yang dibunyikan secara serentak. Dalam suatu susunan tangga nada mayor ataupun minor itu masingmasing mempunyai akor pokok / mayor I, IV, V, akor minor ii, iii, vi dan diminished vii. Hal itu dilihat dalam hal triad akor atau akor 3 nada. Triad akor ini dibagi atas 4 macam yaitu akor mayor yang mempunyai interval 2 – 11/2 dan biasanya diberi tanda “m” besar M akor minor dengan interval nada 11/2 – 2 dan biasanya diberi tanda “m” kecil m akor augmented dengan interval nada 2 – 2 dan biasanya diberi tanda “+” plus. akor diminished dengan interval nada 11/2 - 11/2 dan biasanya diberi tanda “–“ minus. Jadi triad atau akor itu merupakan perwujudan dari suatu susunan nada-nada secara vertikal dalam garis paranada, dimana masing-masing nada dengan ukuran jarak yang ditentukan. Akor atau triad yang tersususn seperti itu disebut akor atau triad dengan bentuk susunan asli. Yaitu dengan nada alasnya dibawah. Akor atau triad itu terjadi menurut sifat dari susunan skala tangga nada yang menjadikannya, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. 6 Suatu triad itu merupakan suatu bentuk yang spesifik dari aakor. Triad adalah rangkaian tiga nada yang dibangun berdasarkan penggunaan interval terts 3. Triad ini juga merupakan bentuk dasar dari struktur akor yang mendukung system harmoni tradisional barat. Nada yang paling rendah disebut root dasar, nada yang ditengah disebut terts dan nada yang tertinggi disebut kwint. Kualitas suatu triad itu ditentukan atau tergantung pada interval yang membentuknya. Dari situlah nantinya akan diketahui suatu triad akor tersebut mayor, minor, diminished atau augmented. 2. Tangga Nada Dalam bahasa Italia, scale tangga nada berarti anak tangga. Di dalam suatu tangga nada dapat dilihat suatu urutan nada yang secara berurutan naik ascending dan turun descending. Ada banyak jenis tangga nada yang dibentuk dari sejumlah nada yang berbeda dan dengan pola-pola jarak yang berbeda pula. Dalam pengetahuan awal mengenai tangga nada, hal yang pertama kali diperkenalkan yaitu tentang half step setengah langkah dan whole step langkah penuh contohnya pada tangga nada mayor yang mempunyai interval nada 1 – 1 - 1/2 – 1 – 1 – 1 - 1/2 . Jenis-jenis tangga nada yang biasanya dikenal yaitu tangga nada mayor dan minor. Perbedaan tangga nada tersebut terletak pada intervalnya. Dalam tangga nada minor intervalnya 1 - 1/2 – 1 – 1 - 1/2 – 1 – 1 dan tangga minor dibagi lagi menjadi tangga minor harmonis, melodis dan zygana. Perbedaanya tetap terletak pada intervalnya saja. 7 BAB III PE EMBAHA ASAN A. P Penerapan akor-akor a pokok 1 - 7 dalam m tangga nada n mayoor pada piaanika dengan tekniik penjarian n yang benaar. Teknik penjarian pada pianika p samaa dengan piaano, karena seperti s yang sudah dijelaaskan pada bab sebelumnya bahwa pianika adaalah bentukk pengembanngan dari piano. p Perbeedaan lainnyaa selain rang ge nada dan cara mengggunakannya yaitu pada piano tangaan kanan dann kiri digunakkan sedangk kan pada piaanika hanya tangan kanaan saja. Nam mun nomor penjarian taangan kanan tetap t sama baik b pada piano p dan piianika. Berikkut nomor penjarian p tanngan kanan pada pianikaa ngetahui tenttang penjarian pada piannika, berikuutnya kita meemahami tenntang Setelah men tangga nada mayorr 1 - 7. Yaang perlu dikketahui bahw wa jarak nadda dasar tanngga nada mayor m asli ke tangga nadaa mayor 1 adalah 5 naada dan interrvalnya 31/2, jadi nada dasar d tangga nada mayor 1 adalah G. G Begitu juuga dengan tangga nadda mayor 2 dan seteruusnya, jarakk atau intervall nada dasarr pada tangga nada mayoor 3 sampaai 7 yaitu 5 nada atau berjarak 31/2 dari nada daasar sebelum mnya. Setelaah mengetahhui tentang hal h itu, baru kita bisa mencari m akorr-akor 8 pokok yang ada pada tangga nada mayor tersebut. Untuk lebih memahami penjelasan tentang penjarian dan akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 tersebut, sebaiknya kita lihat posisinya pada pianika serta penjarian yang benar melalui gambar di bawah ini 9 Tangga nada mayor 1 ; G = Do G A B C D F E G Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 1 5 3 5 1 3 5 Posisi akor I atau akor G, dengan anggota akor G B D Posisi akor IV atau akor C, dengan anggota akor C E G Posisi akor V atau akor D, dengan anggota akor D F A 9 9 Tangga nada mayor 2 ; D = Do D E F G A C B D Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 5 1 1 3 3 5 5 Posisi akor I atau akor D, dengan anggota akor D F A Posisi akor IV atau akor G, dengan anggota akor G B D Posisi akor V atau akor A, dengan anggota akor A C E 10 9 Tangga nada mayor 3 ; A = Do A B C D F E G A Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 1 5 3 5 1 3 5 Posisi akor I atau akor A, dengan anggota akor A C E Posisi akor IV atau akor D, dengan anggota akor D F A Posisi akor V atau akor E, dengan anggota akor E G B 11 9 Tangga nada mayor 4 ; E = Do E F G A C B D E Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 5 1 3 1 5 3 5 Posisi akor I atau akor E, dengan anggota akor E G B Posisi akor IV atau akor A, dengan anggota akor A C E Posisi akor V atau akor B, dengan anggota akor B D F 12 9 Tangga nada mayor 5 ; B = Do B C D F E G A B Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 1 5 3 5 1 3 5 Posisi akor I atau akor B, dengan anggota akor B D F Posisi akor IV atau akor E, dengan anggota akor E G B Posisi akor V atau akor F, dengan anggota akor F A C 13 9 Tangga nada mayor 6 ; F = Do F G A C B D E F Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 5 1 3 5 1 3 5 Posisi akor I atau akor F, dengan anggota akor F A C Posisi akor IV atau akor B, dengan anggota akor B D F Posisi akor V atau akor C, dengan anggota akor C E G 14 9 Tangga nada mayor 7 ; C = Do C D E F G A B C Posisi akor mayor atau akor pokok pada pianika dan nomor penjariannya yaitu 1 3 5 1 3 1 5 3 5 Posisi akor I atau akor C, dengan anggota akor C E G Posisi akor IV atau akor F, dengan anggota akor F A C Posisi akor V atau akor G, dengan anggota akor G B D Dari penjelasan dan petunjuk yang jelas di atas, satu hal lagi yang perlu dipahami yaitu tentang nada-nada enharmonis. Enharmonis adalah nada yang namanya berbeda tapi bunyi atau letaknya sama, misalnya nada E enharmonis dengan nada F karena jarak E ke F hanya 1/2 sama halnya dengan nada B = C. Pemahaman tentang nada-nada enharmonis tersebut akan mempermudah kita dalam menerapkan akor. 15 B. Kelebihan alat musik pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan dan pengenalan awal akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7. Setelah mengetahui dan memahami tentang pengertian akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 serta posisinya pada pianika, tentunya akan ada banyak pertanyaan tentang alasan mengapa harus alat musik pianika. Sebelum mengetahui hal tersebut kita harus mengetahui bahwa untuk menerapkan akor ini alat musik yang digunakan yaitu hanya alat-alat musik melodis saja, maksudnya hanya alat-alat musik yang memiliki nada saja seperti piano, gitar dan alat musik melodis lainnya. Adapun beberapa alasan dipilihnya alat musik yang dipilih, bukan alat musik melodis lainnya, yaitu Alat musik pianika mudah dimainkan khususnya bagi siswa atau orang-orang yang pertama kali baru mengenal dan menerapkan akor, karena cara memainkannya dengan ditiup dan hanya tangan kanan saja yang menekan tuts yang ada pada pianika. Jadi tidak perlu ada keahlian khusus, yang penting dapat memicu keinginan siswa untuk mengenal dan menerapkan akor. Alat musik pianika ini mudah di dapat karena harganya yang cukup terjangkau. Hampir di setiap sekolah baik itu tingkat dasar hingga menengah mempunyai alat musik pianika ini. Alat musik pianika merupakan pengembangan dari piano, jadi bentuknya pun sama meskipun range nada dan cara memainkannya berbeda. Oleh karena itu letak nadanada dan nada lainnya pun jelas terlihat, berbeda seperti pada gitar yang cukup sulit dipahami apalagi bagi seorang pemula yang baru mengenal dan mencoba menerapkan akor. 16 Meskipun terbilang sedikit rumit dengan teknik penjarian yang ditetapkan, namun sebenarnya teknik penjarian tersebut yang nantinya akan mempermudah jika kita berpindah-pindah akor. Teknik penjarian terbilang mudah di hapal dan di pahami karena hanya tangan kanan saja yang bergerak. Alat musik pianika ini mudah dibawa kemanapun, karena ukurannya yang tidak terlalu besar. Dari berbagai alasan yang di paparkan tersebut sudah cukup jelas bahwa alat musik pianika lebih baik digunakan dalam langkah awal bagi seseorang yang baru mengenal akor dan mencoba menerapkannya pada alat musik melodis. Khususnya bagi guru yang baru mengajarkan atau memperkenalkan akor kepada siswanya disekolah, disarankan untuk digunakan karena alasan-alasan yang telah disebutkan sebelumnya. 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jarak nada dasar pada tangga nada mayor 1 - 7 adalah 31/2 atau 5 nada dari nada dasar sebelumnya. Teknik penjarian pada pianika yaitu hanya menggunakan tangan kanan saja, jempol = 1 ; telunjuk = 2 ; jari tengah = 3 ; jari manis = 4 ; kelingking = 5. Jika diterapkan pada akor pokok, pada nada root menggunakan jari 1 ; nada terts menggunakan cari 3 dan nada kwint menggunakan jari 5. 2. Kelebihan pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 yaitu alat musik ini cukup mudah dimainkan, mudah didapatkan & harganya cukup terjangkau, letak nadanya jelas tuts putih dan tuts hitam yang lebih membantu kita untuk melihat nada-nada - nya, dan alat musik pianika ini mudah dibawa kemanapun. B. Saran 1. Sebaiknya sebelum menerapkan akor-akor pokok dalam tangga nada mayor 1 - 7 pada pianika pada pianika, harus dijelaskan terlebih dahulu tentang teorinya yang jelas sehingga dapat mempermudah dalam penerapannya. Penjarian pada pianika tersebut sebaiknya diterapkan dari awal, karena penjarian tersebut yang nantinya akan mempermudah dalam penerapannya. 2. Dalam rangka penerapan awal mengenal akor-akor pokok khususnya dalam tanggga nada mayor 1 - 7, alat musik melodis yang digunakan yaitu pianika. 18
Peranan dan Fungsi Akor Chord Teori Musik dan Ilmu Harmoni Sumber Untuk memudahkan mempelajari peranan dan fungsi akor, maka saat kita mempelajari akor harus dibatasi pada satu tangga nada. Apa yang dimaksudkan dengan satu tangga nada? Yaitu berkaitan dengan cara mempelajari peranan dan fungsi akor, kita belajar dari satu jenis tangga nada saja. Ada beberapa jenis tangga nada, tapi yang paling sering digunakan adalah tangga nada mayor diatonis. Dan untuk semakin mempermudah juga, maka sebaiknya dibatasi pada satu kunci saja. Misal, pilih tangga nada mayor diatonis dengan kunci do sama dengan C atau natural. Bagaimana dengan jenis tangga nada yang lain? Misalnya, tangga nada minor, tangga nada pentatonik, dan lain-lain. Tentu saja peranan dan fungsi akor untuk masing-masing jenis tangga nada akan berbeda. Tangga nada minor masih bisa dihubungkan secara persaudaraan dengan tangga nada mayor diatonis, tapi untuk tangga nada pentatonis, atau jenis tangga nada lain, akan memiliki teori musik yang berbeda juga. Tapi, kita tidak perlu khawatir dengan hal ini, karena sebagian besar lagu yang ada di dunia ini, kurang lebih sekitar 90% adalah lagu yang dibuat berdasarkan tangga nada mayor diatonis. Di dalam ilmu harmoni klasik, berdasarkan teori musik dari barat, akor yang disusun dengan sistem tonal trisuara atau triad chord memiliki peranan dan fungsi akor masing-masing. Untuk lebih memudahkan dalam mempelajarinya, maka saya akan mulai menyebutkan nama akornya dalam satu wilayah tangga nada mayor diatonis yang paling mudah, yaitu tangga nada dengan kunci do sama dengan C atau natural. Mengapa Kita Perlu Mempelajari Peranan dan Fungsi Akor ? Peranan dan fungsi akor sangatlah penting di dalam ilmu harmoni. Lihat kembali artikel Ilmu Harmoni Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik. Dengan mempelajari dan mengetahui peranan dan fungsi akor, maka kita tidak akan ragu-ragu dalam memberikan nuansa bunyi musik pada suatu lagu. Kita akan tahu benar bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor progresi akor atau chord progression, sifat-sifat akor, karakter akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar, bahkan jika kita juga ingin memberikan bunyi disonan, tanpa ragu-ragu kita masukkan saja akor disonan pada suatu lagu. Mengapa? Karena kita sudah tahu aturannya, kita sudah tahu peranan dan fungsi dari masing-masing akor dalam ilmu harmoni. Peranan dan Fungsi Akor Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai berikut Akor Pertama I atau C Mayor C-E-G disebut sebagai Tonika Tonic Akor Kedua II atau D Minor D-F-A disebut sebagai Super Tonika Super Tonic Akor Ketiga III atau E Minor E-G-B disebut sebagai Median Mediant Akor Keempat IV atau F Mayor F-A-C disebut sebagai Sub Dominan Sub Dominant Akor Kelima V atau G Mayor G-B-D disebut sebagai Dominan Dominant Akor Keenam VI atau A Minor A-C-E disebut sebagai Sub Median Sub Mediant Akor Ketujuh VII atau B Half Diminished B-D-F disebut sebagai Leading Tone Fungsi Akor Akor Pokok Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka kita akan bisa melihat 3 tiga macam jenis akor yang utama, yaitu akor mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama primary chords. Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub Dominan, dan Dominan. Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D. Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D. Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D. Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor. Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga nadanya. Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan D. Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika T. Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan S. Fungsi Akor Akor Pembantu Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok. Istilah yang lain tersebut adalah harus selalu diingat, yaitu saat mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu Sp, yaitu akor D Minor. Median disebut sebagai Dominan Pembantu Dp, yaitu akor E Minor. Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu Tp, yaitu akor A Minor. Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain? Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika Sp, B Minor sebagai Median Dp dan E Minor sebagai Sub Median Tp. Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika Sp, A Minor sebagai Median Dp dan D Minor sebagai Sub Median Tp. Sehingga dapat kita lihat sebagai berikut Pada tangga nada dengan do = C, maka akor A Minor berfungsi sebagai Sub Median atau Tp. Pada tangga nada dengan do = G, maka akor A Minor berfungsi sebagai Super Tonika atau Sp. Pada tangga nada dengan do = F, maka akor A Minor berfungsi sebagai Median atau Dp. Sebagai satu kesimpulan untuk sementara dalam artikel ini, yaitu bahwa akor pokok atau akor utama atau primary chords bersifat akor mayor, dan dalam satu tangga nada mayor diatonis hanya ada 3 tiga akor saja, yaitu Tonika Sub Dominan Dominan Sedangkan akor pembantu bersifat akor minor dan juga hanya ada 3 tiga saja, yaitu Super Tonika Sub Dominan pembantu atau Sp Median Dominan pembantu atau Dp Sub Median Tonika pembantu atau Tp Untuk lebih memperdalam lagi maka akan saya bahas pada artikel berikutnya tentang pengertian dari masing-masing fungsi akor. Ilmu Harmoni Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik Sumber Ilmu harmoni secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari harmoni. Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik. Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut armonía Spanyol & Italia, harmonie Perancis dan Jerman, zusammenklang Jerman. Beberapa Pengertian Ilmu Harmoni Ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik dimana melodi cantus firmus atau counterpoint disebut sebagai dimensi horisontal. Ilmu harmoni adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-not nada-nada secara simultan serentak atau bersamaan untuk menghasilkan akor chord dan mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor. Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not nada-nada menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar. Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan pergerakan progresi pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar sebagai musik yang selaras dan indah. Sesuai dengan pengertian ilmu harmoni yang pertama di atas, dalam musik barat, harmoni mengacu kepada aspek musik secara vertikal, yaitu perpaduan beberapa nada dalam satu hitungan/ketukan secara serentak/bersamaan. Hal ini harus dibedakan dengan ide atau gagasan dalam musik yaitu melodi atau garis melodi lagu. Melodi lagu disebut juga sebagai aspek horisontal di dalam musik. Teori Ilmu Harmoni Dasar Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system sistem tonal trisuara atau triad. Jika kita menyusun tiga nada yang masing-masing berjarak terts terts besar Major Third/M3 atau terts kecil Minor Third/m3 dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik. Seorang komposer berpeluang juga untuk membentuk kemungkinan kombinasi tidak berdasarkan susunan interval terts diatas. Seorang komposer kontemporer saat ini membentuk struktur susunan nada dalam sistem tonalnya pada interval kwart Perfect Fourth/P4 dan Augmented Fourth/A4, interval kwint Perfect Fifth/P5 dan Diminished Fifth/d5, interval second Major Second/M2 dan Minor Second/m2 dan lain sebagainya. Sebagai landasan dalam tradisi musik yang diwariskan dari musik barat, maka akor dalam tangga nada diatonis atau tangga nada mayor yang disusun berdasarkan sistem tonal trisuara atau triad akan membentuk akor mayor, akor minor, akor augmented dan akor diminished. Masing-masing akor memiliki fungsi sesuai dengan jenis dan posisinya pada tangga nada diatonis atau tangga nada mayor. Untuk selanjutnya, akan saya bahas secara lebih mendalam tentang pengertian akor berdasarkan fungsinya dalam satu tangga nada diatonis/mayor pada topik ilmu harmoni. Pengertian Tangga Nada Dalam Musik Dalam pengertian yang sederhana, tangga nada dalam musik bisa diartikan sebagai satu set atau satu kumpulan not musik yang diatur sedemikian rupa dengan aturan yang baku sehingga memberikan nuansa atau karakter tertentu. Aturan baku tersebut berupa interval atau jarak antara satu not dengan not yang lain, aturan tentang nada awal dan nada final, dan lain-lain. Ada berbagai macam tangga nada di dalam musik, masing-masing memiliki aturan baku sebagai ciri yang membedakan antara tangga nada yang satu dengan tangga nada yang lain. Berbagai istilah yang biasa dipakai untuk menyebut tangga nada dalam musik adalah scale skala, modus atau modi, untuk istilah jamaknya, dan modalitas. Untuk lebih memperdalam pengertian tentang tangga nada, maka perlu diketahui terlebih dahulu sejarah musik. Perkembangan musik saat ini, tidak terlepas dari sejarah musik yang tercatat. Sebagai musik awal yang terdokumentasi dengan baik adalah jenis musik monofon yaitu Gregorian. Ada beberapa pendapat mengenai pembentukan musik Gregorian ini. Ada yang mengatakan bahwa Gregorian sangat dipengaruhi oleh musik Yunani, tapi ada juga yang menunjukkan pengaruh musik Yahudi lebih besar. Musik klasik yang kemudian berkembang adalah berdasarkan dari musik Gregorian. Kekayaan musik Gregorian hanya dapat dipahami jika mengerti tentang modalitas. Modalitas berarti tangga nada. Musik saat ini tak lepas pula dari pengaruh ini. Pada awalnya, teori musik diajarkan di sekolah-sekolah pada abad pertengahan yang umumnya terletak dekat biara. Sehingga tidak mengherankan bahwa karangan yang menerangkan tentang teori musik ilmu harmoni, istilah harmoni pada abad pertengahan tidak membahas tentang akor atau keselarasan nada, namun dipakai sebagai istilah untuk “prinsip yang mengatur” bagaimana cara untuk mengukur keindahan termasuk di dalam musik disusun oleh para biarawan. Seorang pengarang yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teori musik adalah Hucbald 840 – 930 dari biara St. Amand dengan karangannya yang berjudul De Harmonica Instituione. Dalam bukunya, Hucbald memberikan nama tangga nada dengan menggunakan nama tangga nada yang dipakai oleh para ahli musik Yunani, walaupun nama tersebut sama namun ternyata berlainan penggunaannya. Seperti halnya musik kuno Yunani, musik Gregorian juga berdasarkan pada 4 nada atau tetrachord, yaitu D – E – F dan G. Di atas nada tersebut disusun tangga nada gregorian otentik, dengan 4 nada tersebut sebagai nada finalis nada penutup atau nada dasar. Dari sini terbentuklah 4 tangga nada atau sistem modalitas Gregorian yang terdiri masing-masing dari 2 jenis, yaitu Otentik dan Plagal. Plagal berasal dari kata Yunani, yaitu plagios yang artinya miring atau dalam hal ini sebagai pembantu atau bersifat sekunder. Sehingga secara keseluruhan terdapat 8 tangga nada yaitu Doris Hypodoris Phrygis Hypophrygis Lydis Hipolydis Mixolydis Hypomyxolydis Untuk sementara tidak akan saya lanjutkan, namun pada artikel yang lain akan saya bahas mengenai 8 tangga nada Gregorian ini. Dalam teori musik barat, tangga nada diatonis atau diatonik adalah susunan satu set kumpulan not yang merupakan komponen paling dasar. Diatonik berasal dari bahasa Yunani, diatonikos, yang artinya merenggangkan. Umumnya digunakan untuk menyebut tangga nada mayor dan minor saja. Solfes Pengenalan Terhadap Konsep Bunyi dan Konsep Musik Bagaimanakah cara yang tepat untuk mengkonsumsi musik? Tentu saja dengan menggunakan salah satu alat dari panca indera kita, yaitu telinga. Musik hanya bisa dinikmati melalui telinga sebagai alat pendengaran. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran atau tidak bisa mendengar tuli sejak lahir maka ia tidak akan pernah dapat mengenal konsep tentang bunyi, terlebih lagi konsep tentang musik itu sendiri. Keindahan visual dapat dinikmati dengan mata sebagai alat untuk melihat. Keharuman dan wanginya bunga mawar dinikmati dengan hidung sebagai alat untuk membau. Lezatnya makanan dinikmati dengan lidah sebagai alat untuk mengecap. Sejuknya udara dapat dinikmati dengan kulit sebagai alat untuk merasakan. Dan keindahan bunyi musik dapat dinikmati dengan telinga sebagai satu-satunya alat untuk mendengar dari tubuh kita. Seseorang yang mempelajari musik, maka harus mengenal konsep tentang bunyi. Ia harus dapat membedakan bunyi-bunyian, antara bunyi nada yang satu dengan nada yang lain, tinggi rendah suatu titinada. Dengan mengerti perbedaan ini maka ia juga dapat mengenal konsep tentang musik. Lho? Apakah ada orang yang tidak bisa membedakan bunyi atau tidak bisa membedakan tinggi rendah suatu titinada? Jawabannya ada. Memang ada beberapa orang yang memang tidak mampu membedakan tinggi rendah suatu bunyi antara nada yang satu dengan nada yang lain, sehingga bisa dikatakan, orang seperti ini tidak bisa bermain di bidang musik atau tidak musikal. Kembali ke hubungan antara musik dengan alat pendengaran, bagaimana jika orang yang sudah pernah mendengar, kemudian di dalam perjalanan hidupnya karena suatu hal/penyakit, ia menjadi tuli, apakah ia masih bisa bermusik? Tentu saja ia masih bisa bermusik karena ia telah mengenal konsep tentang musik. Komponis besar jaman klasik Ludwig Van Beethoven 1770-1827 adalah contohnya. Beethoven adalah seorang pianis, organis dan pemain biola. Pada usia 31 tahun 1801, Beethoven merasakan pendengarannya mulai berkurang. Sebagai seorang pianis paling berprestasi di Wina, keadaan ini dirasakannya sebagai suatu bencana. Pada saat ia bermain dalam konser piano tahun 1814 usia 44 tahun, Beethoven sudah tidak dapat mendengarkan sendiri permainannya. Pada usia 48 tahun 1818, Beethoven menjadi tuli sama sekali, ia sudah tidak mampu mendengar, komunikasi dengan orang lain dilakukannya dengan tulis-menulis. Sebagai komponis, kondisi penyakit pada syaraf pendengarannya tidak terlalu mengganggunya dalam berkarya. Hal ini dibuktikannya, antara tahun 1822 – 1826, kegiatan Beethoven dipenuhi dengan berkarya menciptakan banyak komposisi baru, dan beliau sudah tuli total. Pada saat konser karya Beethoven tanggal 7 Mei 1824 Overtura Die Weihe des Hauses’ Op. 124, Kyrie, Credo, dan Agnus Dei Misa Solemnis Op. 123 dan Simfoni No. 9 dalam D minor Op. 125, ruang konser penuh sesak, Beethoven dan musiknya mendapatkan sambutan luar biasa, namun ia tidak mendengar sama sekali sambutan meriah ini dan tetap membaca partitur. Bagi Beethoven sebagai komponis, dalam otaknya, ia masih dapat mendengar musik karena ia mengenal betul konsep musik dari pengalaman selama ia masih bisa mendengar. Bahkan musik yang sangat komplekspun masih bisa ia dengar dalam otaknya dan dinotasikan melalui partitur musik. Ia tidak menciptakan musik dengan piano, tetapi melalui pena, kertas, meja tulis dan ide-ide kreatif luar biasa dari otaknya yang masih mampu mendengar musik. Untuk menjadi seorang musisi atau pemain musik yang baik, maka seseorang harus belajar juga untuk melatih pendengarannya. Pada beberapa kursus/les musik kursus organ, kursus piano, dan sebagainya, latihan pendengaran ini disebut juga sebagai latihan solfes.
penerapan akor tonika tuts piano adalah